Category Archives: Basic Chemistry

Pengolahan Limbah Toilet

Keberadaan toilet merupakan salah satu hal yang penting bagi tempat umum. Namun bukan hanya keberadaan toilet saja yang menjadi bagian terpenting, tempat dan alat pengolahan  limbah toilet pun harus menjadi bagian yang diperhatikan. Karena tempat umum pasti memiliki buangan limbah yang banyak dibanding rumah atau tempat tinggal penduduk. Buangan limbah yang banyak jika tidak diproses terlebih dahulu akan membahayakan bagi orang yang berada disekitar pembuangan tersebut.

Smiley

Gedung Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pendidikan Indonesia (FPMIPA UPI), merupakan salah satu tempat yang mempunyai 16 Toilet, terdiri dari delapan toilet untuk wanita dan delapan toilet untuk laki-laki. Toilet tersebut digunakan setiap hari sehingga menyebabkan limbah yang harus dibuang juga banyak.

Toilet yang terdapat di dalam gedung JICA  terbagi menjadi 4 sumber pembuangan. Masing masing sudut memiliki satu aliran pembuangan limbah buangan toilet. Berasal dari lantai yang paling tinggi dan berakhir pada lantai yang terendah.

Proses pengolahan limbah toilet di JICA adalah sebagai berikut :

  1. Toilet

Buangan dialirkan sesuai dengan sudut gedung, dari lantai yang tertinggi ke lantai yang terendah. JICA memiliki 4 buah sudut, maka aliran pembuangan limbah di fedung ini bersumber dari 4 aliran.

 2. Bak penampungan

Aliran buangan setiap sudut dikumpulkan di bak penampungan. Di dalam bak ini terdapat 2 motor stirr (sejenis baling-baling) yang berfungsi untuk menghancurkan semua buangan.

3.Equalizing Tank

Limbah yang sudah menjadi satu fasa tersebut, diarirkan ke Equalizing Tank, dimana dalam bak ini terjadi pemisahan antara fasa cair dan yang mengendap. Untuk limbah cair, apabila sudah mencapai batasan di dalam tank, limbah tersebur akan mengalir secara sendirinya ke tank yang lainnya

4.Final Tank

Di Final Tank ini limbah cair diberi kaporit secara otomais dari ruang kontrol, kaporit ini dialirkan oleh blower. Perbandingan dalam penggunaan kaporit ini yaitu 1 kg kaporit utuk 30 liter limbah cair. Fungsi dari penggunaan kaporit ini adalah untuk membunuh mikroorganisme yang terdapat dalam limbah, spereti bakteri Escerecia Colli, juga untuk menjernihkan limbah cairan tersebut.

5.Pipa Pembuangan Akhir

Setelah semua proses dilalui, limbah toilet cair dikeluarkan melalui pipa akhir yang berada di sebelah Barat daya gedung JICA. Dan limbah ini sudah terbebas dari mikroorganisme yang membahayakan.

Proses Pengolahan Limbah Logam Berat

Di setiap laboratorium di gedung FPMIPA UPI,disediakan sebuah tempat untuk pembuangan limbah logam berat. Biasanya limbah ini berupa timbal,seng,dan tembaga. Bila tempat penampungan limbah logam telah penuh maka diambil oleh pengurus limbah. Kemudian limbah tersebut diolah dengan cara dicampur dengan semen. Dan hasil pencampuran dipakai untuk menambal tembok-tembok gedung yang rusak

Proses pengolahan limbah cair (Lanjutan)

Limbah-limbah dari laboratorium turun melalui pipa dan tertampung di bak penampungan yang memiliki bandul otomatis. Ketika limbah mencapai ketinggian tertentu, permukaan limbah akan menyentuh bandul yang secara otomatis mengaktifkan motor pengolahan limbah yang berfungsi untuk menyuplai limbah tersebut ke tank mixing. Tank mixing berfungsi untuk mengaduk semua larutan agar menjadi homogen. Setelah homogen pH larutan tersebut akan terkontrol, ketika pH limbah asam secara otomatis motor akan menyuplaikan basa agar limbah menjadi netral, begitu juga sebaliknya. Ketika limbah yang sudah di mengalami proses penetralan masih memiliki pH kurang dari 6,5-7,5 maka motor yang berfungsi membuang limbah akan tetap tertutup sehingga larutan mengalami proses penetralan kembali.

           


Pengolahan Limbah Kimia

Pengolahan limbah kimia yan berada di FPMIPA UPI terdiri dari pengolahan limbah cair dan pengolahan limbah logam berat.

Limbah cair biasanya dikenal sebagai entitas pencemar air. Komponen pencemaran air pada umumnya terdiri dari bahan buangan padat, bahan buangan organik, dan bahan buangan anorganik

Pengolahan limbah cair dilakukan dengan cara netralisasi. Netralisasi diterapkan untuk limbah bersifat asam atau basa, khususnya pH kurang dari 5 atau lebih dari 9. Secara praktis dilakukan dengan menambahkan asam atau basa yang setara bagi limbah tersebut. Melalui netralisasi ini sifat limbah yang korosif dan  iritan dapat diatasi.

Sistem pengolahan limbah ini di lengkapi dengan :

  • Bak ukuran 3mx3mx3m

 Berfungsi untuk menampung semua hasil buangan dari laboratorium yang dilengkapi dengan bandul otomatis.

  • 2 pH meter
  • Bak NaOH
  • Bak HCl
  • Mesin pam untuk alkali
  • Mesin pam untuk asam
  • Mixer
  • Sirculasi motorize valve
  • Effluent motorize valve
  • Pipa  

KIMIA ORGANIK

DASAR

  1. Apa yang dimaksud Vital Force?

Sejarah istilah Vital Force(Vitalisme).

Vitalisme memainkan peran penting dalam sejarah kimia karena memunculkan perbedaan dasar antara zat organik dan anorganik, mengikuti pendapat  Aristoteles antara kerajaan mineral dan animal dan vegetatif kingdom. Premis dasarnya adalah bahwa bahan-bahan organik berbeda dari bahan anorganik secara fundamental. Akhirnya, kimiawan vitalis meramalkan bahwa bahan organik tidak dapat disintesis dari komponen anorganik. Termasuk Berzelius. Setelah diamati oleh Berzelius dinyatakan bahwa pembentukan senyawa organik mengikuti hukum-hukum kimia yang berbeda dengan yang diterapkan dalam senyawa anorganik. Karena vital force adalah suatu proses tentang hidup yang tidak dapat diterangkan dalam ilmu fisika dan ilmu kimia tersendiri, Maka lahirlah anggapan vital force sebagai pembentuk senyawa organik
Read the rest of this entry

Simulasi Alat Penjernih Sederhana

air jenih merupakan kebutuhan vital bagi manusia. Namun untuk mendapatkan air bersih dan jernih adalah hal yang sulit untuk saat ini. banyak sumber-sumber air bersih tercemar. Dahulu air sungai maupun air sumur dapat digunakan untuk kebutuhan hidup,namun saat ini akibat pencemaran air ini tidak dapat digunakan lagi. Sumber pencemaran ini adalah berasal dari limbah rumah tangga dan industri kebanyakan.Untuk itu dibuatlah sebuah alat penjernih sederhana guna mendapatkan air bersih. Alat penjernih ini hanya simulasi sederhana dengan menerapkan konsep yang sudah dipelajari. Kedepannya mudah-mudahan alat ini dapat dibuat dalam kapasitas lebih besar.

PROSEDUR KERJA

Alat dan bahan:

  1. Arang Kayu
  2. Batu
  3. Pasir
  4. Kapas
  5. Kerikil
  6. Ijuk
  7. Kayu
  8. Saringan
  9. Gunting
  10. Kawat
  11. Double Tip
  12. Gergaji
  13. Botol Minuman Kecil

Read the rest of this entry

Pencemaran Air di Sungai Cikapundung

PENCEMARAN AIR.

Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia.Walaupun fenomena alam seperti gunung berapi, badai, gempa bumi dan lain-lain, juga mengakibatkan perubahan yang besar terhadap kualitas air, hal ini tidak dianggap sebagai pencemaran.

Sungai merupakan salah satu komponen lingkungan yang memiliki fungsi penting bagi kehidupan dan perikehidupan manusia. Salah satu fungsi sungai yang utama saat ini asalah fungsinya sebagai sumber air untuk pengairan lahan pertanian dan untuk memenuhi kebutuhan air bersih, baik untuk kebutuhan rumah tangga maupun untuk kegiatan sektor perindustrian. Kelestarian fungsi lingkungan sungai dapat terancam oleh penurunan kualitas airnya.

Gejala penurunan kualitas air sungai sekarang ini telah diamati secara mudah terutama gejala pencemaran yang terindera seperti : kebusukan air, kehitaman air, kekeruhan, warna air yang non alami, bau dan efek iritasinya pada kulit manusia dan hewan.Berdasarkan himpunan data pemantauan kualitas air sungai Citarum dan anak sungainya yang berada di kabupaten Bandung, beberapa sungai masih menunjukkan gejala penurunan kualitas air, yang pada umumnya disebabkan oleh masukan limbah. Salah satunya adalah sungai Cikapundung.

SUNGAI CIKAPUNDUNG DAN PERMASALAHANNYA.

Sungai Cikapundung adalah sungai yang melintas di daerah Bandung. Daerah Aliran Sungai (DAS) Cikapundung adalah salah satu bagian sub dari DAS Citarum dan merupakan sungai yang berfungsi sebagai drainase utama di pusat kota Bandung. Sungai Cikapundung melintasi kota Bandung sepanjang 15,50 km dengan 10,57 km dari panjang total merupakan daerah pemukiman padat penduduk.

Saat ini kondisi sungai Cikapundung sangat memprihatinkan. Terlihat dari warna airnya yang keruh. Menunjukan adanya pencemaran.  Harus diakui bahwa tercemarnya Sungai Cikapundung merupakan dosa kita bersama. Sebenarnya aturan hukum yang mengatur masalah persampahan di Kota Bandung sudah ada berupa Peraturan Daerah Kota Bandung No. 27 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kebersihan Di Kota Bandung. Dalam perda ini diatur bahwa pengelolaan sampah di Kota Bandung menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat. Begitu pula dalam Perda K3 No. 11 tahun 2005 pasal 49 ayat 1 n mengatur sanksi terhadap masyarakat yang membuang sampah sembarangan.
Read the rest of this entry

GAS GELAK

Istilah gas ketawa dalam kehidupan sehari-hari mungkin belum populer, setidaknya untuk kalangan awam. Namun, jika ada yang menyebutkan istilah NOS, para pencinta balapan tentu langsung mengenalnya. Tidak heran, karena NOS memang digunakan sebagai bahan tambahan agar laju kendaraan semakin cepat. NOS adalah nama lain dari gas ketawa, suatu zat kimia dengan nama kimia dinitrogen monoksida atau nitrous oxide dan mempunyai rumus kimia N2O. Selain digunakan di ajang balap-membalap, gas ketawa juga digunakan di bidang anestesi dan penerbangan luar angkasa. Di balik kegunaan gas ketawa, terselip seorang tokoh yang pertama kali menemukan gas tersebut. Ia adalah Joseph Priestley. Penemuan gas ketawa ini bermula dari kegiatan Priestley merangkai alat yang mengandung merkuri. Alat ini berfungsi agar gas-gas yang dikumpulkan di dalam alat tersebut tidak hilang. Gas-gas yang telah terkumpul, lalu dipanaskan dengan menggunakan kaca pembesar yang disinari sinar matahari. Gas ketawa merupakan salah satu penemuannya yang pertama dengan alat rekaannya tersebut pada tahun 1772.
Read the rest of this entry

IKATAN KIMIA

Istilah ikatan kimia mengacu pada bergabungnya atom-atom yang bersangkutan dalam membentuk senyawa. Pembentukan ikatan ini,umumnya diarahkan pada pembentukan konfigurasi elektron yang stabil. Untuk ukuran kestabilan suatu unsur digunakan unsur mulia sebagai parameter. Karena gas mulia mempunyai sifat yang sukar bergabung dengan unsur lain. Sifat kestabilan gas mulia tercermin dari harga ionisasinya yang sangat tinggidan afinitas elektronnya yang sangat rendah.

Dibandingkan dengan konfigurasi elektronik unsur-unsur gas mulia,unsur-unsur golongan utama hanya berbeda dalam hal banyaknya elektron valensi saja. Oleh karena itu,ide terbentuknya senyawa hanya dipengaruhi oleh elektron valensi saja.

Secara ekstrem ada dua cara untuk memenuhi terbentuknya konfigurasi elektronik gas mulia yaitu,

  1. Dengan cara serah terima atau transfer elektron valensi
  2. Dengan cara pemilikan bersama pasangan elektron sekutu dari elektron valensi atom-atom penyusunnya.

Cara pertama menghasilkan ion positif yaitu kation bagi atom yang melepaskan elektron,dan ion negatif yaitu anion bagi atom yang menerima elektron. Dengan demikian, ikatan yang terjadi adalah ikatan ionik yang berupa gaya-gaya elektrostatik. Cara kedua menghasilkan ikatan kovalen yang berupa pasangan –pasangan elektron sekutu yang menjadi milik bersama antara atom-atom yang terlibat.

  1. Ikatan Ionik

Ikatan ionik secara sederhana adalah ikatan antara dua macam ion yakni kation dan anion oleh gaya-gaya elktrostatik Coulomb. Oleh karena ikatan ionik terjadi dengan cara transfer elektron,maka dapat diramalkan bahwa unsur –unsur golongan alkali dan alkali tanah dengan karakteristik ns (1-2) mempunyai kecendrungan yang cukup kuat untuk membentuk ikatan ionikdengan unsur-unsur golongan halogen dan oksigen dengan karakteristik ns2 np(4-5) .kenyataannya ditemui berbagai tipe ion dengan konfigurasi elektron tertentu.

Spesi tanpa elektron valensi

Ion Hidrogen H+ ,barangkali dapat dipandang sebagai satu-satunya spesies tanpa elektron valensi,meskipun eksistensinya distabilkan dalam bentuk tersolvasi oleh pelarut,yaitu sebagai ion hidronium H3O+ ,dalam air.

Spesi dengan dua elektron valensi

Beberapa spesies yang cukup stabil dengan dua elektron valensi adalah ion hidrida,H,Li+,Be2+. Ion-ion ini mengadopsi konfigurasi elektronik gas mulia He.

Spesi dengan delapan elektron valensi

Senyawa  NaF,Na2O,MgF2,MgO merupakan contoh spesies ionik dengan mengadopsi konfigurasi elektron valensi gas mulia terdekat,Ne.

Spesies dengan delapan belas elektron valensi

Konfigurasi 18 elektron terluar ini hanya dapat dicapai dengan cara pelepasan elektro,dan tidak pernah tercapai dengan cara penangkapan elektron dan oleh karena itu spesies ini hanya ditemui dalam bentuk kation. Spesies ini banyak ditemui dari senyawa-senyawa golongan d,yaitu golongan 11,12,bahkan juga golongan 13 mulai perioda 4.  Contohnya Cu+,Ag+,Au+.

Spesies dengan delapan belas +dua elektron valensi

Umumnya terdiri dari unsur berat. Kestabilan sistem ini sering pula dikaitkan dengan kenyataan penuhnya semua orbital yang terisi,yang secara khusus dikenal dengan sistem konfigrasi elektronik “18 + 2”  atau dengan istilah spesies dengan pasangan inert. Peran pasangan elektron inert terhadap kestabilan ion dalam golongan ternyata semakin kuat dengan naiknya nomor atom. Contohnya adalah As,Sb,TI.

Spesies dengan berbagai macam elektron valensi

Ion-ion tipe ini banyak dijumpai dari golongan d dan f yang mempunyai konfigurasi elektron belum penuh. Umumnya elektron ini mempunyai konfigurasi elektron terluar 8-18. Tambahan pula,unsur-unsur golongan transisi dikenal dapat membentuk kation dengan berbagai tingkat oksidasi. Kesatabilan ion-ion transisi dan transisi dalam umumnya berkaitan dengan dengan pembentukan senyawa kompleks.

Secara umum dapat diramalkan bahwa tingkat kemudahan pembentukan suatu ion dipengaruhi oleh tiga faktor utama,yaitu:

Read the rest of this entry

Kimia Analitik-Uji Nyala

  1. Mengapa dalam uji nyala digunakan kawat nikrom dan asam klorida?

Asam klorida (HCl) :

  • Dalam percobaan ini digunakan HCl untuk membersihkan kawat nikrom karena HCl dapat melarutkan pengotor-pengotornya /zat pengganggu yang mungkin menempel pada kawat nikrom sehingga pengotor tersebut akan mudah menguap dari kawat, sehingga kawat benar-benar bersih.
  • pembakaran HCl tidak memberikan warna sehingga tidak mempengaruhi atau mengganggu warna nyala logam alkali dan alkali tanah ketika diamati.
  • HCl digunakan untuk membuat sampel menjadi kental sehingga mudah menempel dalam kawat nikrom.
  1. Mengapa digunakan garam-garam kloridanya?

Karena ketika dibakar, garam-garam klorida ini mampu mengeluarkan warna yang spesifik.

  1. Cara melakukan uji nyala

MembuatNyala Lampu Bunsen-Spiritus

  • Lubang tempat udara (O2) masuk ditutup rapat dengan cara memutar cincin pengamat
  • Korek api dinyalakan di mulut pipa Bunsen dan secara bersamaan kran pengatur keluarnya bahan bakar diputar dengan perlahan sehingga terjadi pembakaran
  • Cincin pengatur keluarnya udara diputar sehingga didapatkan nyala api yang tidak berwarna atau berwarna kebiruan
  • Identifikasi Kation
    Kawat nikrom dibersihkan terutama pada ujung kawat (sampel) dengan cara sebagai berikut. Ujung kawat nikrom dimasukkan ke dalam larutan HCl pekat dan selanjutnya dibakar dalam nyala api. Warna nyala yang dihasilkan dari pembakaran kawat ini diamai. Kawa nikrom telah bersih jika api tidak berwarna lagi saat dipanaskan.
  • Sebanyak satu gram sampel padat dari garam-garam klorida di atas ditempatkan dalam plat tetes. Beberapa tetes HCl pekat ditambahkan ke dalam sampel sehingga mengahasilkan sampel yang kental
  • Kawat nikrom yang sudah bersih ditempelkan bagian ujungya ke dalam sampel, selanjutnya dibakar dalam nyala api Bunsen pada daerah nyala yang sesuai. Dalam hal ini, garam-garam klorida dari golongan alkali akan lebih mudah atau cepat menguap bila dibandingkan garam-garam klorida dari golongan alkali tanah. Akibatnya, uji nyala api untuk garam-garam klorida dari golongan alkali (natirum dan kalium) dipanaskan pada daerah oksidasi bawah. Daerah oksidasi bawah ini ditujukkan untuk zat-zat yang mudah menguap. Sedangkan untuk garam-garam klorida dari golongan alkali tanah (kalsium, stronsium, barium) di panaskan pada daerah peleburan yakni daerah nyala paling panas.
  • Read the rest of this entry